Lanjutan dari Kaidah-kaidah Utama tentang Asma dan Sifat Allah,
baca.
Pengertian Asma` Allah I tidak terbatas pada bilangan tertentu
Asma` Allah I tidak terbatas pada bilangan tertentu, berdasarkan sabda Rasulullah r:
مَا أَصَابَ مُسْلِمًا قَطُّ هَمٌّ وَلاَ حَزَنٌ فَقَالَ اللّهُمَّ إِنِّي عَبْدُكَ وَاْبنُ أَمَتِكَ نَاصِيَتِي فِى يَدِكَ مَاٍض فِيَّ حُكْمُكَ عَدْلٌ فِيَّ قَضَاءُكَ أَسْأَلُكَ بِكُلِّ اسْمٍ هُوَ لَكَ سَمَّيْتَ بِهِ نَفْسَكَ أَوْ أَنْزَلْتَهُ فِى كِتَابِكَ أَوْ عَلَّمْتَهُ أَحَدًا مِنْ خَلْقِكَ أَوْ اسْتَأْثَرْتَ بِهِ فِى عِلْمِ الْغَيْبِ عِنْدَكَ أَنْ تَجْعَلَ الْقُرْآنَ رَبِيْعَ قَلْبِي وَجلاَءَ حُزْنِي وَذهَابَ هَمِّي إِلاَّ أَذْهَبَ اللهُ هَمَّهُ وَأَبْدَلَهُ مَكَانَ حُزْنِهِ فَرَحًا
'Tidak ada duka cita dan kesedihan yang menimpa seorang muslim, lalu ia membaca: 'Ya Allah sesungguhnya aku adalah hamba-Mu dan putra dari jariyah-Mu, ubun-ubunku berada di tangan-Mu, berlaku padaku hukum-Mu, sangat adil padaku keputusan-Mu, aku memohon kepada-Mu dengan seluruh asma-Mu, yang telah Engkau namakan untuk diri-Mu, atau Engkau turunkan dalam kitab-Mu, atau engkau ajarkan kepada seseorang di antara makhluk-Mu, atau masih dalam rahasia gaib pada-Mu, yang hanya Engkau sendiri yang mengetahuinya, agar Engkau jadikan al-Qur`an sebagai penyejuk hatiku, pembersih sakit hatiku, dan penghapus kesedihanku,' melainkan Allah menghilangkan kesedihan hatinya dan menggantikan tempat duka citanya menjadi kebahagiaan.'
Dia I menjadikan asma-Nya menjadi tiga bagian:
Nama yang Dia berikan untuk dirinya dan Dia beritahukan kepada para malaikat-Nya atau yang lainnya, namun nama-nama-Nya tidak disebutkan dalam kitab-Nya.
Dia menurunkan nama itu dalam kitab-Nya dan memberitahukan kepada hamba-hamba-Nya.
Yang menjadi rahasia gaib padanya dan hanya Dia sendiri yang mengetahuinya, tidak ada seorangpun di antara makhluk yang mengetahuinya. Oleh karena itu Nabi r bersabda: "Ista`tsarta bihi" artinya hanya Engkau yang mengetahuinya. Dan berdasarkan ini Nabi r bersabda dalam hadits syafaat:
فَيُفْتَحُ عَلَيَّ مِنْ مَحَامِدِهِ بِمَا لاَ أُحْسِنُهُ اْلآنَ
"Maka dibuka kepadaku (untuk mengungkapkan) segala pujian kepada-Nya dengan pujian yang tidak bisa saya ungkapkan dengan baik di sini (di dunia)."
Dan dalam hadits yang lain:
لاَ أُحْصِي ثَنَاءً عَلَيْكَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ
"Aku tidak bisa menghinggakan pujian kepada-Mu seperti Engkau memuji terhadap diri-Mu."
Adapun hadits yang berbunyi:
إِنَّ ِللهِ تِسْعَةً وَتِسْعِيْنَ اسْمًا مِائَةً إِلاَّ وَاحِدَةً مَنْ أَحْصَاهَا َدخَلَ الْجَنَّةَ
Sesungguhnya Allah memiliki 99 nama, barangsiapa yang dapat menghitungnya niscaya ia masuk ke dalam surga."
Yang dimaksud dengan menghitung asma Allah I ialah menghapalnya, memahaminya maknanya, dan menghamba kepada Allah berdasarkan asma-Nya. hadits ini tidak menunjukkan bahwa asma` Allah hanya 99 saja. Adapun makna hadits yang berbunyi "barangsiapa yang dapat menghitungnya niscaya ia masuk ke dalam surga" merupakan kalimat pelengkap, bukan kalimat terpisah dan berdiri sendiri. Sebagai contoh: bila seseorang berkata: 'Saya mempunyai uang Rp. 1.000.000.000 yang saya siapkan untuk sedekah', berarti bisa saja ia mempunyai uang selain RP. 1.000.000.000 yang disiapkan untuk berbagai macam keperluan lainnya. Adapun yang berkenaan dengan penyusunan dan penentuan jumlah asma` Allah, maka hadits tersebut adalah dha`if (lemah) jadi tidak bisa menjadi hujjah.
bagaimana pendapat nada mengenai "
Asma` Allah tidak terbatas pada bilangan tertentu "
apakah kaidah-kaidah tersebut sudah sesuai???
Asma` Allah tidak terbatas pada bilangan tertentu |
khabibieka |
4.5 Suara Dari 1001 Ulasan