Lanjutan dari Kaidah-kaidah Utama tentang Asma dan Sifat Allah,
baca.
Pengertian Asma Allah jika menunjukkan pengertian transitif (muta'adii)
Asma Allah , jika menunjukkan pengertian transitif (muta'adii), maka mengandung tiga hal:
Pertama: ketetapan asma tersebut untuk Allah I.
Kedua: ketetapan sifat yang dikandung oleh Asma ini untuk Allah .
Ketiga: Ketetapan hukumnya dan tuntutannya (objek) dari sifat tersebut.
Contoh nama السميع (Maha Mendengar), mengandung ketetapan nama ini untuk Allah , ketetapan bahwa Allah mempunyai sifat 'sama' (mendengar), dan ketetapan hukum dan tuntutannya (objek), yaitu segala bisikan dan kata-kata rahasia serta segala bunyi yang selalu didengar oleh Allah , sebagaimana firman-Nya:
وَاللهُ يَسْمَعُ تَحَاوُرَكُمَآ إِنَّ اللهَ سَمِيعٌ بَصِيرٌ
Dan Allah mendengar soal jawab antara kamu berdua.Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (QS. Al-Mujadilah:1)
Akan tetapi jika nama Allah menunjukkan makna intransitif (lazim), maka hanya mengandung dua hal:
Pertama: ketetapan nama tersebut untuk Allah.
Kedua: ketetapan sifat yang dikandung oleh makna ini untuk Allah : contoh: nama ' الحي ' (Yang Maha Hidup) mengandung ketetapan bahwa nama ini untuk Allah I dan ketetapan adanya sifat 'hayah' (hidup) bagi-Nya.
bagaimana pendapat nada mengenai "
Asma Allah jika menunjukkan pengertian transitif (muta'adii) "
apakah kaidah-kaidah tersebut sudah sesuai???
Asma Allah jika menunjukkan pengertian transitif (muta'adii) |
khabibieka |
4.5 Suara Dari 1001 Ulasan